07 April 2009

Wolfgang Amadeus Mozart

Ada satu saat dalam sejarah musik di mana semua pihak yang berlawanan pandangan bersepakat, dan saat itu ada pada Mozart. Dialah komposer yang tidak perlu merevisi satu nada pun dalam karyanya.Mozart adalah musisi dan komponis besar yang, menurut Robert Schumann, merupakan salah satu dari tiga jenius musik bersama Ludwig van Beethoven dan Johann Sebastian Bach. Pencapaiannya dianggap setingkat dengan prestasi Raphael dan Shakespeare di bidangnya. Sebagian orang menyebutnya salah satu jenius terbesar dalam peradaban Barat. Dia telah menghasilkan lebih dari 600 karya selama hidupnya yang hanya 35 tahun.Namun, Mozart yang jenius ternyata juga memiliki sisi lain kehidupan yang menarik, terutama hubungannya dengan ayahnya, Leopold Mozart–seorang musisi profesional berpendidikan tinggi. Mozart seorang anak penurut yang taat kepada ayah dan keluarganya. Lahir dari keluarga musisi pada 27 Januari 1756 di Salzburg, Austria, Wolfgang Amadeus Mozart menjadi sosok fenomenal. Pada usia tiga tahun ia telah belajar musik dan memahami pelajaran secepat pelajaran itu diberikan kepadanya. Pada usia lima tahun ia telah mencipta beberapa karya dan kord-kord yang menyenangkan. Saat berumur enam tahun ia telah menulis sejumlah karya cantik untuk harpsikord dan berupaya menciptakan sebuah konserto.
Mozart kecil, Si Anak Ajaib yang dikenal sebagai pencipta Eine Kleine Nachtmusik, juga simfoni, konserto, opera, dan sonata, tak ubahnya sebuah bintang nan amat cemerlang di angkasa musik. Bukan saja musik-musik gubahannya mempesona, tapi ia juga melambangkan kejeniusan yang fenomenal. Julukan “sang maestro Mozart” diberikan kepadanya ketika usianya belum genap delapan tahun. Di sisi lain, kehidupan keluarganya yang penuh gejolak juga patut disimak. Leopold seorang figur dominan. Dan Mozart, di luar bakat briliannya sebagai komposer, terus menjadi “anak kecil” di bawah bayang-bayang ayahnya.
Kisah hubungan antara Mozart dan ayah menjadi sorotan utama buku ini. Hidup sebagai borjuis lokal membuat ayah Mozart sangat berambisi menjadikan anak-anaknya pekerja keras demi kehidupan dan martabatnya kelak. Karenanya, keluarga Mozart memegang teguh nilai-nilai borjuis lokal: kerja keras, jujur, setia pada pasangan, dan cepat melunasi tagihan.
Wolfgang Mozart adalah anak yang baik dan penurut, tapi apakah Leopold ayah yang baik? Pengaruh ayahnya tampak sangat jelas dan bertahan sangat lama sehingga tak seorang pun penulis biografi Mozart dapat melewatkan hubungan ayah-anak yang penting ini. Leopold Mozart adalah guru, kolaborator, penasihat, perawat, sekretaris, impresario, agen pers, dan pemandu sorak bagi Mozart.
Sejak sangat belia, Mozart tahu siapa yang paling berjasa bagi dirinya: “sesudah Tuhan”, katanya, “papa-lah yang paling banyak berjasa.” Meski terkadang dengan kesabaran dan kerendahan hati yang menyentuh, ia menangkis tuduhan kasar ayahnya yang hampir selalu tanpa dasar menduga Mozart melakukan kesalahan atau kekeliruan tertentu. “Aku hanya memiliki satu permintaan,” tulisnya dengan nada sedih pada akhir 1777, ketika usianya mendekati dua puluh dua, “yaitu janganlah terlalu berprasangka buruk tentang diriku.”
Sikap ayahnya yang demikian merupakan tuntutan sekaligus kekhawatiran sang ayah terhadap kehidupan keluarganya. Sebagai keluarga sederhana, tumpuan hidup keluarga Mozart diperoleh dari kegiatannya bermusik. Singkatnya, ada beragam motivasi yang membentuk hubungan Leopold dengan sang anak, dan ini sangat manusiawi. Langkah-langkah Leopold ini di antaranya didorong oleh kekhawatirannya yang irasional tentang keuangan keluarga.
Mozart merupakan komponis pertama dalam sejarah yang berusaha hidup dari pekerjaannya sebagai seniman yang berdiri sendiri. Ini terjadi, terutama setelah hubungannya dengan Uskup Agung Hieronymus, Pangeran Colloredo, retak pada 1781. Sampai akhir hayatnya, Mozart hidup dalam kemiskinan. “Keliru kalau orang mengira bahwa seni datang dengan gampang pada saya. Tidak seorang pun yang mencurahkan begitu banyak waktu dan pikiran bagi komposisi seperti saya. Tidak ada seorang empu masyhur yang musiknya tidak saya kaji berulang-ulang.”
Penjelasan Mozart di atas mungkin ia pandang perlu karena pencinta musik gubahannya banyak yang mempercayai bahwa musik adalah urusan gampang bagi jenius ini. Wajar saja dugaan itu muncul. Di tangan Mozart, musik seakan lahir begitu saja dan mengalir indah, dengan style yang bisa dikatakan sempurna. Yang mendengar musik Mozart pun lebih kurang akan berpandangan sama.
Kemasyhuran Mozart di bidang musik menyebabkan nama dan komposisinya–selain Johann Sebastian Bach–menjadi paling sering dijadikan tema festival di seluruh dunia, hingga kini. Sebagian dari festival itu sudah berumur bertahun-tahun dan termasuk festival yang bergengsi di dunia, seperti halnya Mostly Mozart Festival di New York yang sudah berumur 37 tahun dan selalu dihadiri artis-artis besar dunia.
Komponis besar ini hanyalah satu dari sekian banyak komponis kondang dari Austria. Sebut saja Ludwig van Beethoven, Anton Bruckner, Franz Joseph Hayden, Franz Schubert, Johann Srausses, Franz von Suppe, Franz Lehar, Gustav Mahler, Richard Strauss, Alban Berg, Anton Webern, dan Arnold Schoenberg. Austria juga menghasilkan dirigen kondang, misalnya, Felix Weingartner, Clemens Krauss, dan Herbert von Karajan. Itulah sebabnya Austria disebut sebagai “Bumi Musik”. Di Winna, Austria, ada dua gedung opera yang begitu kondang, Volksoper (Opera Rakyat) yang dibuka pada 1904, dan Vienna State Opera yang dibuat pada 1869.
Puluhan, atau bahkan ratusan, buku telah dibuat tentang Mozart. Sejarah hidupnya telah banyak ditulis. Masa hidupnya yang pendek, tapi menarik, menjadi sumber cerita yang dirangkai secara imajinatif oleh Franz Xaver Niemetschek, pemuja Mozart dari Praha, dalam Leben des K.K.Kapellmeisterswolfgang Gottlieb Mozart nach Originalquellen Beschrieben (1798). Ia juga dianggap sebagai penulis pertama biografi Mozart.
Sebuah biografi utuh terbaru karya Maynard Solomon, Mozart: A Life (1995),merupakan buku yang sangat mengesankan karena penulisnya memakai perspektif psikoanalisis dalam mengeksplorasi penguasaan musik Mozart. Sebuah buku lebih dari 600 halaman ini mampu menyuguhkan informasi tentang karir musik Mozart dan menelisik kehidupan batinnya yang ditulis secara mendetail. Dan masih banyak buku-buku yang lain.
Sementara itu, buku yang ditulis oleh Peter Gay ini terfokus pada konflik endemik ayah-anak, dan banyak mengutip buku hasil tesis Solomon. Inilah sisi lain kehidupan Mozart. Di satu sisi, dia harus menerima perlakuan ayahnya yang dominan terhadap dirinya, di sisi lain dia harus tetap mencipta dan menggubah karya musik yang bagus.
Bahkan, kisah hidup Mozart juga diangkat dalam pita seluloid pada 1984. Sebuah film yang diangkat dari cerita hidup Mozart berjudul Amadeus garapan sutradara Milos Forman telah memenangkan delapan Academy Award–sebuah penghargaan yang luar biasa.
Dalam sakit parah di masa-masa akhir hidupnya, sebuah Requiem agung diciptakannya, yang ternyata menjadi pengantar kematiannya sendiri pada 1791. Mozart segera dilupakan orang. Tanda kuburnya pun tak pernah diketahui pasti hingga sekarang. Seniman besar sepanjang abad ini mewarisi dunia dengan karya musik dalam jumlah dan nilai keindahan yang luar biasa.
Kini, penghargaan dan festival musik di seluruh dunia yang menggunakan namanya semakin banyak. Penghormatan dan penghargaan kian meluas. Selanjutnya, kita layak menyimak sebuah kaidah mazhab Mozartian: semakin orang menganggap serius musik Mozart, semakin serius dia diperhitungkan.

Biografi Ludwig Van Beethoven


Ludwig van Beethoven keluar jadi jabang bayi tahun 1770 di kota Bonn, Jerman. Semasa kanak-kanak sudah tampak jelas bakat musiknya yang luar biasa dan buku musik ciptaannya muncul pertama kali tahun 1783. Di usia remaja dia berkunjung ke Wina dan diperkenalkan kepada Mozart tetapi perjumpaan keduanya berlangsung singkat. Tahun 1792 Beethoven kembali ke Wina dan sebentar dia belajar musik dengan Haydn yang kala itu pencipta musik Wina kesohor (Mozart mati setahun sebelumnya).Beethoven menetap di Wina, Mekkahnya musik waktu itu, selama sisa hidupnya. Rasa musik Beethoven yang tinggi selaku pemain piano mengesankan tiap pendengamya dan dia berhasil baik selaku pemain maupun guru. Segera dia menjadi pencipta musik yang produktif juga. Karyanya dapat sambutan baik. Sejak umur pertengahan dua puluhan ke atas, dia sudah mampu menerbitkan dan menjual buku ciptaan musiknya tanpa kesulitan apa pun.42. LUDWIG VAN BEETHOVEN (1770-1827)Ketika Beethoven berumur di ujung dua puluhan, tanda-tanda ketuliannya mulai tampak. Tak pelak lagi gejala ini amat merisaukan si komponis muda. Tuli buat seorang pencipta musik betul-betul suatu malapetaka. Suatu ketika timbul keinginannya mau bunuh diri saja.Tahun-tahun antara 1802-1815 sering dianggap masa pertengahan karier Beethoven. Pada masa istirahat itu, akibat ketuliannya menghebat, dia mulai mundur dari pergaulan masyarakat. Ketunarunguannya ini membuat orang punya kesan tidak yakin bahwa Beethoven memang betul-betul anti manusia, anti masyarakat, benci bergaul. Dia terlibat dengan percintaan yang kerap dengan gadis-gadis muda tetapi tampaknya semua hubungan ini berakhir tak bahagia dan tak pernah beristeri.Karya musik Beethoven sendiri menggila produktifnya. Tahun-tahun terus berjalan namun perhatian yang diterimanya makin lama makin susut yang mestinya populer buat seorang komponis seperti dia di jaman itu. Tetapi, kesuksesannya menanjak terus.Pada usia empat puluhan Beethoven menjadi seratus persen pekak. Akibatnya, dia tak pernah lagi tampil di muka umum dan semakin menjauhi masyarakat. Hasil karyanya semakin sedikit dan semakin sulit di fahami. Sejak itu dia mencipta terutama buat dirinya sendiri dan beberapa pendengar yang punya ideal masa depan. Dia pernah bilang kepada seorang kritikus musik, "Ciptaanku ini bukanlah untukmu tetapi untuk masa sesudahmu."Ini merupakan ironi yang kejam dari sebuah nasib bahwa seorang komponis paling berbakat sepanjang jaman harus tertimpa musibah ketulian semacam itu. Kalau saja Beethoven dengan kekuatan tekad non-manusiawi -- dalam ketuliannya itu-- terus tetap menjaga mutu komposisi musiknya, ini akan merupakan hal yang memukau dan brilian. Tetapi, kenyataan lebih mengherankan lagi ketimbang yang dibayangkan dalam masa tahun-tahun ketulian totalnya, Beethoven melakukan ciptaan tidak sekedar setarap dengan apa yang dihasilkan sebelumnya, melainkan umumnya dianggap merupakan hasil karya terbesarnya. Dia meninggal di Wina tahun 1827 pada usia lima puluh tujuh tahun.Karya Beethoven yang banyak itu termasuk 9 simfoni, 32 sonata piano, 5 piano concerto, 10 sonata untuk piano dan biola, serangkaian kuartet gesek yang menakjubkan, musik vokal, musik teater, dan banyak lagi. Tetapi, yang lebih penting dari jumlah ciptaannya adalah segi kualitasnya. Karyanya merupakan kombinasi luar biasa dari kedalaman perasaan dengan kesempurnaan tata rencana. Beethoven memperagakan bahwa musik instrumental tak bisa lagi dianggap cuma punya nilai seni nomor dua. Ini dibuktikan dari komposisi yang disusunnya yang telah mengangkat musik instrumental itu ke tingkat nilai seni yang amat tinggi.Beethoven benar-benar seorang pencipta orisinal yang jempolan dan banyak perubahan-perubahan yang dilakukan dan diperkenalkannya mempunyai pengaruh yang abadi. Dia memperluas ukuran sebuah orkestra. Dia menambah panjangnya simfoni dan memperluas daya jangkaunya. Dengan mendemonstrasikan kemungkinan yang hampir tak terbatas yang bisa dihasilkan oleh piano, dia membantu menjadikan piano itu instrumen musik yang paling terkemuka. Beethoven membuka babak transisi dari musik klasik ke musik bergaya romantik dan karyanya merupakan sumber ilham untuk gaya romantik.Dia menanamkan daya pengaruh yang menghunjam pada diri komponis-komponis yang muncul belakangan, termasuk tokoh-tokoh yang memiliki gaya berbeda seperti Brahms, Wagner, Schubert dan Tchaikovsky. Dia juga merintis jalan buat Berlioz, Gustav Mahler, Richard Strauss dan banyak lagi lainnya.Nyata benar, Beethoven mesti ditempatkan di atas musikus mana pun dalam daftar urutan buku ini. Meski Johann Sebastian Bach nyaris punya keistimewaan setara, karya Beethoven lebih luas dan lebih sering didengar ketimbang ciptaan Bach. Lebih dari itu, sejumlah penyempurnaan yang dilakukan Beethoven lebih punya pengaruh mendalam terhadap perkembangan musik selanjutnya ketimbang hasil karya Bach.Secara umum, ide etik dan politik lebih gampang dijabarkan dengan kata-kata daripada musik dan kesusasteraan. Punya ruang lingkup pengaruh yang lebih luas dari pada musik. Atas dasar pertimbangan inilah Beethoven --meski tokoh jempolan dalam sejarah musik-- ditempatkan dalam urutan lebih rendah ketimbang Shakespeare. Dalam hal membandingkan antara Beethoven dan Michelangelo, saya amat terpengaruh dengan kenyataan bahwa umumnya orang lebih banyak gunakan waktu mendengarkan musik daripada memandang lukisan atau patung pahatan, dan atas dasar alasan ini pula saya pikir komponis-komponis musik umumnya lebih berpengaruh dibanding pelukis atau pemahat yang kemasyhurannya dalam lapangan masing-masing setara. Walhasil, tampaknya cukup layak menempatkan Beethoven pada urutan antara Shakespeare dan Michelangelo.

Johann Sebastian Bach


Johann Sebastian Bach (21 Maret 1685 – 28 Juli 1750) adalah seorang komponis Jerman . Ia menggubah musik untuk alat musik organ, harpsichord dan clavichord, dan juga untuk orkestra. Karyanya yang paling terkenal adalah Brandenburg concerto.
Biografi
Johann Sebastian Bach berasal dari sebuah keluarga musik yang sangat terkenal. Ketika gereja, para aristokrat, dan pemerintah lokal Jerman (tepatnya di daerah Turingia dan Saksoni) menyediakan banyak pemusik profesional untuk kalangan umum di daerah berbahasa Jerman, keluarga Bach memproduksi banyak pemusik, baik pemain maupun komponis, selama lebih dari 200 tahun.
Ayah Sebastian, Johann Ambrosius Bach, adalah seorang violinis dan trompetis yang berbakat tinggi di Eisenach, sebuah kota kecil berpenduduk kurang lebih 6000 jiwa di Turingia, Jerman.
Posisi ini bertanggung jawab untuk mengorganisasi musik sekular dan partisipasi di musik gereja. Banyak paman Sebastian juga merupakan para pemusik yang mempunyai berbagai macam kedudukan, misalnya sebagai organis gereja, pemusik kamar, atau komponis. Banyak dokumen di waktu ini membuktikan bahwa nama "Bach" sudah menjadi sebuah sinonim untuk "pemusik".
Ibu Sebastian meninggal di tahun 1694, dan sang Ayah meninggal di tahun berikutnya. Sebagai seorang anak yatim piatu berumur 10 tahun, Sebastian ikut dengan kakak lelaki tertuanya, Johann Christoph Bach, seorang organis di Ohrdruf, Jerman (dekat dengan Eisenach). Di sana, dia mengopi, mempelajari, dan menampilkan banyak komposisi, dan sepertinya menerima banyak tunjangan dari kakaknya. Saat ini merupakan sebuah kesempatan besar baginya untuk mendengar ciptaan komponis-komponis besar dari Jerman Selatan (Froberger dan Pachelbel), Jerman Utara, dan Perancis (Lully, Louis Marchand, dan Marin Marais). Sebastian mungkin menyaksikan dan membantu merawat organ, dan aktivitas ini adalah sebuah permulaan dari pekerjaan profesional seumur hidupnya sebagai seorang konsultan pembangun dan pengrestorasi organ. Orbituari Bach menyatakan bahwa Sebastian ingin mengopi musik skor kepunyaan Johann Christoph, tapi musik skor merupakan sebuah komoditi yang privat dan berharga, sehingga Johann Christoph melarang Sebastian untuk melakukannya.
Di umur 14 tahun, Sebastian dan seorang teman, Georg Erdmann, mendapatkan beasiswa koor untuk belajar di sekolah terkenal di Luneberg (tak jauh dari Hamburg), Sekolah Santo Michael. Pergi ke sekolah tersebut dilakukan sebagian dengan jalan kaki, sebagian dengan kereta kuda. Selama 2 tahun tinggal di sana, Sebastian melihat semakin banyak penampilan-penampilan musik terkenal di Eropa, dan ini merupakan sebuah kesempatan yang tak dia dapatkan seandainya dia tetap tinggal di Turingia. Selain bernyanyi di koor sekolah a capella, dia juga memainkan organ sekolah (tiga manual) dan harpsichord. Mungkin dia juga belajar bahasa Perancis dan Italia, dan juga mendapatkan pelajaran menyeluruh di bidang teologi, Latin, sejarah, geografi, dan fisika. Di sana dia mungkin menemui banyak anak bangsawan dari Jerman Utara yang akan dikirimkan ke sekolah-sekolah terseleksi tinggi untuk karier di bidang diplomasi, pemerintahan, dan militer. Kemungkinan tinggi, dia juga mendapatkan kontak dengan Georg Boehm, organis di Luneberg, dan mengunjungi beberapa organis penting di Jerman Utara, seperti Reincken dan Bruhns. Melalui musisi-musisi ini, dia mungkin bisa mengakses instrumen-instrumen besar. Juga, dia jadi mengetahui musik yang berasal dari tradisi Jerman Utara, terutama komposisi Dietrich Buxtehude dari musik-musik skor dan dokumen-dokumen musik yang dipunyai oleh para pemusik tersebut.
Arnstadt dan Mulhausen (1703-1708)
Di bulan Januari 1703, tak lama setelah lulus, Sebastian mengambil sebuah posisi sebagai pemusik istana di Kapel Duke Johann Ernst di Weimar (sebuah kota besar di daerah Turingia). Tugasnya di sana tidak jelas, tapi kelihatannya termasuk menanggung tugas-tugas umum dan non-musik. Selama masa tenur selama 7 bulan di Weimar, reputasinya sebagai seorang keyboardis menebar luas. Dia diundang untuk menginspeksi dan memberikan sebuah inaugurasi resital untuk sebuah organ baru di Gereja Santo Boniface di Arnstadt. Keluarga Bach telah mempunyai hubungan dekat dengan kota tertua di Turingia ini, kira-kira 180 km ke arah barat daya dari Weimar. Di bulan Agustus 1703, dia menerima sebuah posisi sebagai organis gereja tersebut. Di sana, tugasnya ringan dengan gaji yang relatif cukup bagus, organnya baru tanpa ada kerusakan teknis, dan tuning sistemnya modern sehingga dia bisa menggunakan tuts-tuts yang berjarak lebar.
Di waktu bekerja di Arnstadt, Sebastian memulai suatu tugas komposisi besar, yaitu koleksi prelude untuk organ (organ preludes). Ciptaan ini berakar di tradisi Jerman Utara, memerlukan ketrampilan tinggi, bersifat improvisatoris, dan sudah menunjukkan kontrol ketat untuk motif yang dia gunakan (motif adalah sebuah melodi pendek yang dimonopoli dan dikembangkan di seluruh seksi). Tetapi kelihatan bahwa di komposisi ini, sang komponis masih mempunyai problem dengan struktur yang berskala besar, dan masih harus mengembangkan kekuatannya di dalam menulis gaya kontranpuntal, di mana dua melodi atau lebih digunakan bersama-sama.
Setelah beberapa tahun di posisi ini, Sebastian yang berkepala batu dan mandiri mulai mendapatkan kesulitan dengan para pejabat di Arnstadt. Sebastian merasa tidak puas dengan standar penyanyi di koornya. Juga ada sebuah problem yang lebih serius. Di tahun 1705-1706, Sebastian pergi mengunjungi organis terkenal Buxtehude di Lubeck dan tidak masuk kerja tanpa permisi selama beberapa bulan. Fakta ini adalah insiden terkenal di hidupnya, sebab dia harus jalan kaki sebanyak 400 km satu jalan hanya untuk melihat penampilan Buxtehude yang terkenal sebagai bapak organ di Jerman. Perjalanan ini merupakan sebuah pengaruh besar dan melandaskan fondasi kuat di komposisi awal Bach, terbukti dari lamanya Sebastian tinggal di Lubeck untuk menonton.
Walaupun posisinya di Arnstadt cukup nyaman, di tahun 1706 Sebastian mulai menyadari bahwa dia harus pergi dari daerah tawungan keluarganya dan melanjutkan hidupnya dengan karier lain. Dia mendapatkan sebuah tawaran, sebuah posisi yang lebih menjanjikan sebagai organis di Gereja Santo Blasius di Muhlhausen (sebuah kota yang besar dan penting di utara). Tahun berikutnya, dia mengambil posisi senior yang bergaji lebih tinggi dan berkondisi lebih bagus, termasuk fasilitas koor yang berstandard tinggi. Empat bulan setelah tiba di Muhlhausen, Sebastian menikahi sepupunya keduanya dari Arnstadt, Maria Barbara. Mereka mendapatkan tujuh anak, tiga orang meninggal sewaktu bayi. Dua anak yang hidup, yaitu Wilhelm Friedemann Bach dan Carl Philipp Emanuel Bach, menjadi komponis penting di gaya rokoko (setelah gaya barok).
Gereja dan pemerintah kota di Muhlhausen bangga dengan direktor musik mereka yang baru ini. Mereka langsung menyetujui rencananya untuk merenovasi organ di Gereja Santo Blasius (walaupun biayanya mahal), dan sangat senang dengan kantatanya yang terperinci dan festif, digubah untuk inaugurasi konsul baru di tahun 1708 (Tuhan adalah Rajaku BWV 71). Kantata ini jelas bergaya Buxtehude, dan mereka membayar Sebastian dengan bagus untuk mempublikasi komposisi tersebut, dan di tahun-tahun kemudian mereka meminta Sebastian untuk kembali ke Muhlhausen dua kali untuk mengondaknya.
Weimar (1708-1717)
Tidak sampai setahun di Muhlhausen, Bach melanjutkan mengambil sebuah posisi sebagai organis istana dan concert master di istana dukal di Weimar. Tak sepertinya sebelumnya sewaktu dia bekerja di Weimar, kali ini Bach mendapatkan gaji yang sangat bagus di istana dan mengetuai sekelompok besar musisi profesional. Keluarganya tinggal di sebuah apartemen kompleks hanya lima-menit jalan kaki dari istana. Tahun berikutnya, anak pertama mereka lahir. Kemudian, saudara perempuan Maria Barbara yang tidak menikah datang untuk bergabung dengan keluarga mereka, dan dia tinggal dengan mereka dan membantu urusan rumah tangga sampai meninggal di tahun 1729. Dua anak yang menjadi pemusik terkenal, Wilhelm Friedemann dan Carl Philip Emanuel, juga lahir di Weimar di masa tersebut.

MUSIK KLASIK

Apa itu musik klasik, dan komposisi seperti apa sih yang layak digolongkan sebagai musik klasik? Genre musik yang satu ini memang sering mengundang salah pengertian dimata mereka yang “awam”. Biasanya jenis musik ini dianggap identik dengan musik yang dimainkan oleh orkestra. Stereotip ini tidak selamanya benar, sebagaimana pengertian orkestra yang melulu diartikan sebagai musik yang dimainkan oleh sepasukan musisi dengan didominasi oleh alat musik gesek (string). Kenyataannya, gamelan itu juga orkestra koq.
Dalam pengertian aslinya, musik klasik adalah komposisi musik yang lahir dari budaya Eropa sekitar tahun 1750-1825. Biasanya musik klasik digolongkan melalui periodisasi tertentu, mulai dari periode klasik, diikuti oleh barok, rokoko, dan romantik. Pada era inilah nama-nama besar seperti Bach, Mozart, atau Haydn melahirkan karya-karyanya yang berupa sonata, simfoni, konserto solo, string kuartet, hingga opera. Namun pada kenyataannya, para komposer klasik sendiri tidak pernah menggolong-golongkan jenis komposisi yang mereka gubah. Penggolongan yang kita kenal sekarang dilakukan semata-mata untuk mempermudah, terutama untuk kepentingan akademis.
Ada pula pengertian lain dari musik klasik (walaupun yang ini jarang dipakai), yaitu semua musik dengan keindahan intelektual yang tinggi dari semua jaman, baik itu berupa simfoni Mozart, kantata Bach atau karya-karya abad 20. Istilah “keindahan intelektual” itu sendiri memiliki pengertian yang relatif bagi setiap orang. Dalam pengertian ini, musik dari era modern seperti Kitaro, Richard Clayderman, Yanni, atau bahkan Enya, juga bisa digolongkan sebagai musik klasik, tergantung dari sisi mana kita menikmatinya. Kalau kita lebih banyak menikmati elemen intelektual - dalam pengertian melodi, harmoni, atau aspek komposisi lainnya, maka jadilah ia musik klasik. Tapi kalau kita berpegang pada pengertian yang pertama tadi, maka jelas jenis musik ini tidak masuk dalam pengertian musik klasik. Untuk ini tersedia genre tersendiri, yaitu “new age”, atau terkadang juga digolongkan sebagai “art music”.
Kalau begitu, apakah musik yang sering dibawakan oleh orkestra Indonesia, Twilite misalnya, juga digolongkan sebagai musik klasik? Nah, persoalannya disini adalah kesalah-kaprahan yang terlanjur melekat sebagaimana yang ditulis diatas tadi. Twilite memang sering mendapat kritikan dari kalangan “mainstream” pecinta musik klasik, karena lebih banyak menyajikan musik pop yang dibungkus dalam kemasan klasik. Betulkah? Kenyataannya, Twilite memang bukan berada pada jalur musik klasik murni - walaupun dalam satu-dua kesempatan mereka juga mempagelarkan musik klasik. Yang biasa dipentaskan oleh Twilite sebenarnya adalah musik simfonik, atau Pops (pakai ’s’; merujuk pada musik pop dengan sentuhan aransemen simfonik-orkestra). Dengan demikian, yang salah adalah pengeritiknya yang justeru kurang paham pengertian musik klasik yang sebenarnya (kenyataannya, Twilite memang tidak pernah menyatakan kalau mereka mempagelarkan musik klasik).
Namun demikian, kritikan terhadap kelompok orkestra kita kadang-kadang ada benarnya juga. Misalnya, adalah “tabu” bagi sebuah orkestra profesional untuk memboyong alat musik semacam syntesizer (sebagai pengganti piano), atau gitar elektrik (untuk menggantikan gitar akustik) dalam pementasan, hal mana sering dipraktekkan oleh kelompok orkestra di negeri kita. Juga ada kritikan tentang soal yang rada-rada teknis, seperti peran konduktor, etika penonton, dan beberapa hal lain. Belum lagi soal pemain yang itu-itu saja. Tapi bagaimanapun, usaha untuk mengenalkan musik yang lebih “cerdas” untuk masyarakat kita perlu dihargai. Masak sih, kita mau terus-terusan dicekoki musik dengan model goyangan yang makin lama makin norak itu!

23 Oktober 2008


Menikmati Pesona Borobudur


SIAPA tak kenal Candi Borobudur? Candi Buddha yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini memiliki 1.460 relief dan 504 stupa Buddha di kompleksnya. Benarbenar sebuah keajaiban dunia yang memikat hati.

Candi Borobudur dibangun oleh Raja Samara tungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Berdasarkan prasasti Kayumwungan, seorang Indonesia bernama Hudaya Kandahjaya mengungkapkan bahwa Borobudur adalah sebuah tempat ibadah yang selesai dibangun 26 Mei 824.

Nama Borobudur berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara beberapa yang lain mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi. Bangunan Borobudur sendiri berbentuk punden berundak terdiri atas 10 tingkat dengan tinggi 42 meter. Namun setelah direnovasi, tinggi candi ini sekitar 34,5 meter.

Dari 10 tingkat itu, enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Buddha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Bagian dasar Borobudur, disebut Kamadhatu, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu.

Empat tingkat di atasnya disebut Rupadhatu melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu, tapi masih terikat rupa dan bentuk. Sementara, tiga tingkat di atasnya, tempat Buddha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang disebut Arupadhatu, melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk Sementara tingkatan paling atas yang disebut Arupa atau melambangkan nirwana, tempat Buddha bersemayam.

Borobudur tak sekadar bangunan berundak. Setiap tingkatan candi memiliki relief-relief indah yang bercerita tentang suatu kisah yang sangat melegenda, yaitu Ramayana. Namunterdapatpulareliefyang menggambar kan kondisi masyarakat saat itu, seperti bertani dan berlayar.

Tak heran jika dalam satu tahun, sekitar 1 juta lebih wisatawan mengunjungi candi ini. Hanya saat gempa bumi Yogyakarta 27 Mei 2006, pengunjung candi ini menurun. Maklum, sarana dan prasarana sekitar candi mengalami kerusakan hebat, terutama di Yogyakarta. Masyarakat sekitar pun tidak sempat memikirkan untuk melakukan kunjungan wisata ke candi ini, seperti yang sudah biasa dilakukan. Beruntung, gempa itu tidak meluluhlantakkan candi nan ajaib ini.

Seiring berjalannya waktu, pengaruh gempa bumi pada dunia pariwisata Yogyakarta dan sekitarnya mulai pulih. Kondisi itu juga terjadi pada kunjungan wisata candi Borobudur. Tahun 2007 lalu, kunjungan wisata di candi ini mampu mencapai angka 1,5 juta lebih. Tahun ini, pengelola Borobudur menargetkan kunjungan wisata sebanyak 1,8 juta orang.

Karena itu, tak hanya waktu siang yang dibidik untuk memenuhi target kunjungan itu. Dalam waktu-waktu tertentu, sebuah acara pentas sendratari Mahakarya Borobudur digelar pada malam hari. Pentas itu sekaligus menghidupkan wisata malam candi Borobudur.

Wakil Kepala Unit Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) Pudjo Suwarno menyebutkan, tahun ini, pentas Sendratari telah dihelat 3 kali.

Masing-masing pada 17 Mei 2008, 5 Juli 2008, dan 2 Agustus 2008. Dari tiga pementasan itu, pentas pertama dilakukan mendekati Waisak. "Kita juga optimistis gaung pementasan Sendratari Mahakarya Borobudur pada malam hari itu akan relatif besar dan mampu memikat wisatawan untuk bertandang ke Candi Borobudur," katanya.

Masih Ada Pesona Candi yang Lain

Di sekitar candi Borobudur, Anda bisa mengunjungi candi-candi yang lain. Maklum, selain Borobudur, Kabupaten Magelang juga menawarkan wisata ke sejumlah candi yang memang gaungnya kalah dibanding Borobudur. Antara lain Candi Mendut, Pawon, Selogriyo, serta candi Aso.

Untuk Candi Mendut, terletak kurang lebih 3 km sebelum Candi Borobudur dari arah Yogyakarta. Candi ini memiliki atap yang berbentuk limas dan di dalamnya terdapat patung Buddha yang diapit dua arca.

Sementara Candi Pawon merupakan bangunan suci Buddha yang disebut dalam prasasti karang tengah 824 m. Letaknya juga segaris dengan Candi Mendut dan Candi Borobudur karena terletak di Desa Brojonalan, Kecamatan Borobudur.

Untuk Candi Selogriyo, terletak pada kaki bukit condong berbatasan dengan bukit Giyanti. secara keseluruhan terletak di lereng Bukit Sukorini sebelah timur Gunung Sumbing di Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang. Candi ini merupakan bangunan tunggal yang memiliki bentuk tidak berbeda dengan candi-candi Hindu lainnya.

02 September 2008

Libia Mundur, Indonesia Juara Piala Kemerdekaan


Tim Indonesia A akhirnya tampil sebagai juara Piala Kemerdekaan 2008 setelah Libia mengundurkan diri usai babak pertama dalam pertandingan final di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jumat (29/8). Selain medali emas, Tim Indonesia A berhak atas hadiah uang sebesar 27 ribu dolar AS.

Namun prestasi ini ternoda oleh insiden antara ofisial Tim Indonesia A dan ofisial Libia di lorong menuju ruang ganti pada akhir babak pertama. Insiden bermula dari tindakan provokatif Pelatih Libia Gamal Adeen M Abu-Nowara terhadap wasit dan panpel. Selain mencaci-maki wasit, Nowara juga mencerca panpel.

Situasi kian memanas dan terjadi cekcok mulut antara ofisial Tim Indonesia A dan ofisial Libia. Dalam situasi kisruh itulah, terjadi saling dorong dan diikuti baku-pukul di antara ruang ganti Tim Libia dan Tim Indonesia A. Dalam situasi kisruh seperti itu, tidak jelas siapa memukul siapa.

Dalam jumpa pers, Nowara mengungkapkan kekecewaannya atas insiden tersebut. Di hadapan wartawan cetak maupun elektronik, Nowara mengatakan kekecewaan sekaligus penyesalannya atas insiden tersebut. Ia mengaku didorong dan dipukul di bagian wajah sambil menunjukkan bibir bekas dipukul.

Ketika pertandingan babak pertama masih berlangsung, kubu Libia memang beberapa kali melakukan protes keras terhadap wasit dan memukul dinding tempat duduk pemain. Babak pertama berakhir 1-0 untuk Libia berkat gol Abadía Mohamed.

““Saya sangat berterimakasih terhadap masyarakat Indonesia, menurut saya Indonesia adalah Negara yang damai. Tapi, apa yan terjadi pada pertandingan mala mini sangat diluar harapan saya. Saya minta maaf untuk apa yang terjadi. Setelah babak pertama berakhir terjadi keributan antara ofisial tim kami dengan tim Indonesia. “

“Salah satu ofisial Indonesia memukul saya, Saya tidak tahu siapa orangnya, tapi yang pasti ia bertubuh gemuk. Ia datang dan memukul saya dari belakang, mengenai kacamata saya hingga pecah, dan bibir saya pun lebam. Sekali lagi saya minta maaf, tapi berdasarkan saran dari Ketua Umum Persatuan Sepakbola Kami, sebaiknya kami tidak meneruskan permainan ini. Sekali lagi saya mohon maaf,” ujar Nowara.

Ungkapan kekecewaan juga terlontar dari mulut Benny Dollo, arsitek Tim Indonesia A. Namun, Benny menyesalkan tindakan Libia yang dinilainya tidak fair. “Apa pun persoalannya, seharusnya pertandingan harus dilanjutkan. Sepanjang babak pertama, pemain-pemain Libia sudah banyak berulah dengan berpura-pura cedera,” ujar Benny.

Budi Top Skor

Selain gelar juara, Tim Indonesia A juga merebut gelar top skor melalui Budi Sudarsono dengan mencetak 5 gol. Namun Budi hanya mendapat hadiah uang 4000 dolar AS karena harus berbagi hadiah penyerang Libia Zaghb Anis Fuzi Khalefa yang juga mengemas 5 gol.

Juara ketiga direbut Tim Indonesia B yang sukses mengalahkan Myanmar 1-0 dalam pertandingan playoff perebutan tempat ketiga. Tim Indonesia berhak atas hadiah uang 10 ribu dolar AS.(Yosef)

Pembagian Hadiah:
- Juara I:
Indonesia - 27 ribu dolar AS
- Juara II:
Libia - 18 ribu dolar AS
- Juara III:
Indonesia B - 10 ribu dolar AS
- Top Skor: 8 ribu dolar AS - Budi Sudarsono (Ind A) dan Zaghb Anis Fuzi Khalefa (Libia)

Biografi band Dream Theater


Dream Theater adalah salah satu grup progressive metal paling terkemuka di dunia saat ini. Didirikan oleh Mike Portnoy, John Petrucci dan John Myung, mereka telah merilis delapan album studio, empat rekaman live dan satu album pendek (EP). Album pertama mereka, When Dream And Day Unite direkam dengan Charlie Dominici sebagai vokalis dan Kevin Moore sebagai pemain keyboards. Dominici berusia jauh lebih tua daripada anggota lainnya dan ingin memainkan musik yang lain, sehingga ia kemudian keluar dari grup. Mereka kemudian mencari pengganti yang ideal selama 2 tahun sampai akhirnya bertemu dengan James LaBrie, vokalis dari Kanada melalui audisi.

Bersama LaBrie mereka merekam Images And Words yang melambungkan nama mereka ke jajaran internasional dengan hit "Pull Me Under" dan "Another Day". Awake adalah album terakhir mereka dengan Moore yang kemudian digantikan oleh Derek Sherinian untuk album Falling Into Infinity. Pada akhirnya Sherinian juga digantikan oleh Jordan Rudess dan formasi ini masih bertahan sampai hari ini. Mereka telah meluncurkan album konsep Metropolis 2: Scenes From A Memory dan album ganda Six Degrees Of Inner Turbulence. Pada tahun 2003 mereka memutuskan untuk merekam album non-konsep Train Of Thought yang sangat dipengaruhi oleh grup thrash metal seperti Metallica.

Album terbaru mereka yang berjudul Octavarium dikeluarkan pada tanggal 7 Juni 2005 dan selain merupakan album studio kedelapan juga mengandung delapan lagu.

Setelah Dream Theater meluncurkan album Live mereka dalam memperingati 20 tahun Dream Theater terbentuk yang berjudul Score yang direkam pada tanggal 1 April 2006 di Radio City Music Hall,US. Mereka kembali bersiap meluncurkan album ke sembilan mereka dengan membawa bendera label record baru yaitu RoadRunner Records, mereka telah merampungkan album Systematic Chaos yang berisi 8 lagu dan akan diluncurkan pada tanggal 5 Juni 2007 di US.


Sejarah

Dream Theater dibentuk pada bulan September 1985, ketika gitaris John Petrucci dan bassis John Myung memutuskan untuk membentuk sebuah band untuk mengisi waktu luang mereka ketika bersekolah di Berklee College of Music di Boston. Mereka lalu bertemu seorang pemain drum, Mike Portnoy, di salah satu ruang latihan di Berklee, dan setelah dua hari negosiasi, mereka berhasil mengajak Mike Portnoy untuk bergabung. Setelah itu, mereka bertiga ingin mengisi dua tempat kosong di band tersebut, dan Petrucci bertanya kepada teman band, Kevin Moore, untuk menjadi pemain keyboard. Dia setuju, dan ketika Chris Collins diajak untuk menjadi vokalis, band tersebut sudah komplit.

Dengan lima anggota, mereka memutuskan untuk menamai band tersebut dengan nama Majesty. Menurut dokumentasi DVD Score, mereka berlima sedang mengantri tiket untuk konser Rush di Berklee Performance Center ketika mendengarkan Rush dengan boom box. Portnoy lalu berkata bahwa akhiran dari lagu tersebut (Bastille Day) terdengar sangat "majestic". Pada saat itulah mereka memutuskan Majesty adalah nama yang bagus untuk sebuah band, dan tetap bagus sampai sekarang.

Pada saat - saat tersebut, Portnoy, Petrucci dan Myung masih berkutat dengan kuliah mereka, juga dengan kerja paruh waktu dan mengajar. Jadwal mereka menjadi kiat ketat sehingga mereka harus memutuskan antara mengejar karir di bidang musik atau mengakhiri band Majesty. Namun akhirnya Majesty menang dan mereka bertiga keluar dari Berklee untuk berkonsentrasi di karir musik. Petrucci mengomentari tentang hal ini di dokumentasi DVD Score, berkata bahwa saat tersebut sangat susah untuk meminta kepada orang tuanya untuk pergi ke sekolah musik. Dan lebih susah lagi untuk menyakinkan orang tuanya agar ia boleh keluar dari sekolah.

Moore juga akhirnya keluar dari sekolahnya, SUNY Fredonia, untuk berkonsentrasi dengan band tersebut.

Karakteristik penulisan lagu

Beberapa teknik penulisan lagu yang unik telah dilakukan oleh Dream Theater, yang kebanyakan terjadi di masa - masa sekarang, ketika mereka bisa bereksperimen dengan label rekaman mereka sendiri.

Dimulai dengan Train of Thought, Dream Theater sudah memulai memasukkan elemen - elemen kecil dan tersembunyi di musik mereka, dan memuat elemen tersebut kepada peminat yang lebih fanatik. Karakteristik yang paling terkenal (yang biasa disebut "nugget") tersembunyi di "In the Name of God", yang merupakan sandi morse dari "eat my ass and balls" (makan pantatku dan penisku), yang merupakan kata - kata terkenal dari Mike Portnoy. Sejak saat itu, banyak peminat - peminat Dream Theater mulai berusaha menemukan hal - hal kecil yang biasanya tidak menarik bagi peminat biasa.

Beberapa dari teknik mereka yang terkenal termasuk:

  • Suara dari fonograf di akhiran dari "Finally Free" di album Scenes from a Memory adalah suara yang sama di awalan "The Glass Prison" di album berikutnya, Six Degrees of Inner Turbulence. Dan akhiran kunci terakhir di "As I Am" sama dengan kunci yang digunakan di album selanjutnya, Train of Thought. Juga, not piano yang dimainkan di akhiran "In the Name of God" di 'Train of Thought adalah not yang sama dengan pembukaan "The Root of All Evil" di album berikutnya, Octavarium.
  • Tiga bagian dari "The Glass Prison" di Six Degrees of Inner Turbulence, dua bagian dari "This Dying Soul" di Train of Thought dan dua bagian dari "The Root of All Evil" di Octavarium menunjukkan tujuh poin pertama dari dua belas poin - poin di program Alcoholics Anonymous oleh Bill Wilson, yang mana program itu diikuti oleh Mike Portnoy. Ia juga berkata bahwa ia akan membuat lagu - lagu lain yang memuat lima program lainnya, yang akan ditujukan untuk Wilson
  • Dream Theater kadang menggunakan teknik penulisan lagu dimana bagian - bagian dari sebuah lagu dikembangkan tiap kali mereka dimainkan. Contohnya, lagu "6:00" dari Awake. Setelah awalan lagu, mereka hampir memainkan chorus, tapi mengulang lagu tersebut dari awalan lagi (di menit 1:33). Dan ketika chorus sudah seharusnya dimainkan pada saat berikutnya, mereka mengulang lagi dari awalan, di menit 2:11. Teknik ini bisa juga ditemukan di "Peruvian Skies", "Blind Faith" dan "Endless Sacrifice"
  • Penggunaan notasi yang berulang - ulang juga digunakan, yang sudah dikenal dari lagu - lagu Charles Ives, contohnya:
    • Tema lagu "Wait for Sleep" muncul di "Learning to Live" (menit 8:11) dan juga muncul dua kali di "Just Let Me Breath" (menit 3:39 dan 5:21)
    • Tema lagu "Learning to Live" muncul di "Another Day" (menit 2:53)
    • Tema lagu "Space-Dye Vest" digunakan beberapa kali di album Awake.
    • Tema pembukaan dari "Erotomania" digunakan di "Voices" di Awake (menit 4:51).
    • Satu dari melodi - melodi di "Metropolis Pt 1 (The Miracle and the Sleeper)" diulang di chorus kedua di "Home" dari Metropolis Pt 2 (Scenes From A Memory), dengan cuma pengubahan satu kata. Beberapa lirik dari "Metropolis Pt 1" just digunakan di "Home". Pada dasarnya, keseluruhan album "Scenes From A Memory" penuh dengan musikal/lirikal/konseptual variasi dari elemen - elemen musikal dari "Metropolis Pt 1" dan "The Dance of Eternity" sebenarnya dibangun dari variasi - variasi elemen musik di lagu - lagu dalam album tersebut.
    • Bagian - baguan dari tiap lagu di album "Octavarium" telah digunakan di bagian kelima dari lagu berjudul sama, "Octavarium".
  • Six Degrees of Inner Turbulence, studio album ke enam mereka, memuat enam lagu dan mempunyai karakter - karakter angka enam di judul - judul lagunya. Train of Thought, studio album ke tujuh mereka, memuat tujuh lagu. Octavarium, studio album ke delapan mereka memuat delapan lagu dan judul albumnya diambil dari kata octo, yang merupakan kata Latin yang berarti delapan, berarti satu oktaf dari istilah musik, yang mana merupakan jarak dari satu not ke not lain adalah delapan not di tangga nada diatonik. Judul lagi dari CD ini adalah 24 menit, kelipatan dari 8. Halaman depan albumnya juga memuat karakter - karakter yang berhubungan dengan 5 dan 8. Contohnya, satu set dari kotak - kotak putih dan kotak - kotak hitam, mempunyai arti satu oktaf dari piano.
  • Lagu "Octavarium" dulunya ingin diakhiri dengan seruling yang bergema serupa dengan awalan lagu tersebut. Namun diganti dengan not piano yang sama dari awalan album Octavarium. Mike Portnoy telah mengatakan bahwa seri awalan - akhiran album akan berhenti disini, karena album ke sembilan mendatang tidak akan diawali dengan akhiran "Octavarium"
  • Analisis detil tentang "nugget" di "Octavarium" (disebut oleh Mike Portnoy sebagai "sebuah nugget raksasa") telah dipublikasikan di sebuah situs independen